[Only admins are allowed to see this image]
Sebuah keluarga di Prancis menerima surat cinta kakek buyut mereka, Marcel Heuze, setelah 70 tahun. Hauze merupakan buruh yang dikirim dari Prancis ke Jerman selama Perang Dunia II untuk melakukan Compulsory Work Service.
Heuze, pada 1942, bekerja di pabrik Daimler-Benz yang memproduksi tank, mesin pesawat dan kendaran perang. Ia terpisah jauh dari keluarga dan mencurahkan rasa rindu serta cintanya melalui surat. Namun sayang, surat tersebut baru saja diterima keluarganya tahun ini, 2012.
Surat tersebut ditemukan oleh Carolyn Porter pada pameran barang antik di Stillwater, Minnesota, AS. Porter terpesona dengan tulisan Heuzé yang menggambarkan kerinduan pada istri dan anak-anaknya.
"Saat aku membacanya, aku ingin tahu di mana dia sekarang. Apakah ia kembali bersama anak dan istrinya," kata Porter, dikutip dari Daily Mail.
Heuze menyebut anak dan istrinyanya dengan panggilan sayang. Seperti, 'mes petites chéries' (kekasih kecilku), 'mon petit loup' (serigala kecilku) dan 'mon petit trésor' (harta kecilku).
Bagi Porter, surat tersebut sangat menyentuh. Ia lalu menterjemahkannya dan mengetahui kalau Heuzé merasa sangat putus asa karena tak kunjung bertemu dengan keluarganya.
"Waktu tampaknya berjalan begitu lambat tanpa kamu dan gadis kecilku. Semua surat yang aku terima mengatakan bahwa aku ditunggu dengan sabar dan itu membuatku sedih," tulis Heuze.
Bekerjasama dengan seorang ahli silsilah, Porter berusaha mencari jejak keluarga Heuze. Porter pun berhasil menemukan keturunan Heuze dan memberikan surat itu padanya. Tiffanie Raux, cicit Heuze merasa tersentuh saat membaca surat tersebut.
"Ini seperti potongan film yang luar biasa. Ini memberi kegembiraan sekaligus kesedihan," kata Raux.
Heuzé ternyata kembali berhasil kembali ke keluarganya setelah perang berakhir. Dan, ia sudah meninggal dunia 20 tahun lalu.
Sebuah keluarga di Prancis menerima surat cinta kakek buyut mereka, Marcel Heuze, setelah 70 tahun. Hauze merupakan buruh yang dikirim dari Prancis ke Jerman selama Perang Dunia II untuk melakukan Compulsory Work Service.
Heuze, pada 1942, bekerja di pabrik Daimler-Benz yang memproduksi tank, mesin pesawat dan kendaran perang. Ia terpisah jauh dari keluarga dan mencurahkan rasa rindu serta cintanya melalui surat. Namun sayang, surat tersebut baru saja diterima keluarganya tahun ini, 2012.
Surat tersebut ditemukan oleh Carolyn Porter pada pameran barang antik di Stillwater, Minnesota, AS. Porter terpesona dengan tulisan Heuzé yang menggambarkan kerinduan pada istri dan anak-anaknya.
"Saat aku membacanya, aku ingin tahu di mana dia sekarang. Apakah ia kembali bersama anak dan istrinya," kata Porter, dikutip dari Daily Mail.
Heuze menyebut anak dan istrinyanya dengan panggilan sayang. Seperti, 'mes petites chéries' (kekasih kecilku), 'mon petit loup' (serigala kecilku) dan 'mon petit trésor' (harta kecilku).
Bagi Porter, surat tersebut sangat menyentuh. Ia lalu menterjemahkannya dan mengetahui kalau Heuzé merasa sangat putus asa karena tak kunjung bertemu dengan keluarganya.
"Waktu tampaknya berjalan begitu lambat tanpa kamu dan gadis kecilku. Semua surat yang aku terima mengatakan bahwa aku ditunggu dengan sabar dan itu membuatku sedih," tulis Heuze.
Bekerjasama dengan seorang ahli silsilah, Porter berusaha mencari jejak keluarga Heuze. Porter pun berhasil menemukan keturunan Heuze dan memberikan surat itu padanya. Tiffanie Raux, cicit Heuze merasa tersentuh saat membaca surat tersebut.
"Ini seperti potongan film yang luar biasa. Ini memberi kegembiraan sekaligus kesedihan," kata Raux.
Heuzé ternyata kembali berhasil kembali ke keluarganya setelah perang berakhir. Dan, ia sudah meninggal dunia 20 tahun lalu.